SENI SEBAGAI UPACARA
KEAGAMAAN
Setiap agama dikenal secara spesifik melalui upacara atau
ibadah yang harus dilaksanakan oleh para penganutnya. Dalam ibadah itulah
bertemu yang imanen dan transenden. Pertemuan yang bersifat transendental
memang terjadi didunia. Dalam pertemuan itu berlangsung pengalaman religius
yang khas pengalaman yang tidak di peroleh dari kehidupan sehari-hari. Dalam
upacara, agama islam indonesia kesenian sering di pakai untuk mencapai
pertemuan transendental tersebut. Melalui kesenian tercapai pengalaman khusus
yakni pengalaman estetik. Pengalaman estetik itu dibangun dari unsur-unsur
bentuk berdasarkan sistem kepercayaan mereka maka pengalaman estetik menjadi
satu dalam pengalaman religius. Melalui kesenian mereka mencapai pengalaman
religius dan jenis kesenian yang sering dipergunakan adalah seni pertunjukan
yang berupa kesatuan seni teater, seni musik, seni tari, seni sastra dan seni
rupa.
Anthony reid pakar sejarah
yanng menulis tentang budaya sehari-hari masyarakat asia tenggara abad ke-5
menyebutkan: juga jelas bahwa teater dan tarian (dengan musik yang selalu
menyertainya) menampilkan jalinan esensial antara dunia manusia dan realitas
para dewa kosmos serta tokoh-tokoh legendaris dari masa lampau. Kaitan antara
tarian dengan para dewa dilihat dari bentuk pengaruh india pada ukiran candi
angkor dan prambanan, namun jika kaitan itu tidak ada. Sisa-sisa kepercayaan
ini dapat dilihat di masa sekarang dengan penyelenggaraan hajatan yang
memanggil rombongan kesenian tradisional meskipun fungsi seni disitu bukan lagi
berdasarkan konteks budaya mitis asli kita, sisa-sisa kepercayaan itu masih ada
yakni hubungan seni dengan pesta upacara seperti: khitanan, perkawinan, ruatan,
selametan dll.
Dalam kesenian sebagai
upacara tradisional budaya mitis segalanya serba ambang. Dalam upacara selalu
ada pemimpin upacara disebut sahaman, pawang, dukun, punduh dll.
Sahaman itu bisa disebut
orang biasa,tetapi juga bukan orang biasa sisa-sisa perwujudannya adalah lelaki
yang berdandan perempuan bersuara perempuan atau wujud pribadi dengan
persyaratan dan karakteristik khusus. Dengan demikian dapat kita saksikan
adanya dunia kreatif tingkat tinggi yang harus dicapai oleh seni untuk upacara.
Persyaratan ini tidak berbeda dengan karya seni besar dimanapun semua itu di
tentukan kelainannya oleh konsep kosmologi mereka masing-masing.
Dalam musik keagamaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa aliran
musik, antara lain :
1.GAMBUS
Gambus adalah alat musik
petikseperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan
orkes gambus atau disebut gambus.
2. KASIDAH
Kasidah
(qasidah,qasida;bahasa
Arab: "قصيدة",bahasa Persia: قصیده atau چكامه dibaca: chakameh) adalah bentuk syair kesusastraan
Arab yang dinyanyikan. Penyanyi
menyanyikan lirik berisi puji-pujian (dakwah keagamaan
dan satire) untuk kaum muslim.
Kasidah
adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung
unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam.
Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir
menyerupai irama-irama Timur Tengah
dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat tradisional
yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada
bagian tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit binatang
yang telah dibersihkan bulu-bulunya.
Awalnya
rebana berfungsi sebagai instrument dalam menyayikan lagu-lagu keagamaan berupa
pujian-pujian terhadap Allah swt dan rasul-rasul-Nya, salawat, syair-syair
Arab, dan lain lain. Oleh karena itulah ia disebut rebana yang berasal dari kata rabbana,
artinya wahai Tuhan kami (suatu doa dan pujian terhadap Tuhan)
3.NASYID
Nasyidadalah
salah satu seni Islam dalam
bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-kata
nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya. Biasanya
nasyid dinyanyikan secara acappela dengan
hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang
melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar