Senin, 10 Februari 2014

SENI SEBAGAI UPACARA KEAGAMAAN



SENI SEBAGAI UPACARA KEAGAMAAN

          Setiap agama dikenal secara spesifik melalui upacara atau ibadah yang harus dilaksanakan oleh para penganutnya. Dalam ibadah itulah bertemu yang imanen dan transenden. Pertemuan yang bersifat transendental memang terjadi didunia. Dalam pertemuan itu berlangsung pengalaman religius yang khas pengalaman yang tidak di peroleh dari kehidupan sehari-hari. Dalam upacara, agama islam indonesia kesenian sering di pakai untuk mencapai pertemuan transendental tersebut. Melalui kesenian tercapai pengalaman khusus yakni pengalaman estetik. Pengalaman estetik itu dibangun dari unsur-unsur bentuk berdasarkan sistem kepercayaan mereka maka pengalaman estetik menjadi satu dalam pengalaman religius. Melalui kesenian mereka mencapai pengalaman religius dan jenis kesenian yang sering dipergunakan adalah seni pertunjukan yang berupa kesatuan seni teater, seni musik, seni tari, seni sastra dan seni rupa.

Anthony reid pakar sejarah yanng menulis tentang budaya sehari-hari masyarakat asia tenggara abad ke-5 menyebutkan: juga jelas bahwa teater dan tarian (dengan musik yang selalu menyertainya) menampilkan jalinan esensial antara dunia manusia dan realitas para dewa kosmos serta tokoh-tokoh legendaris dari masa lampau. Kaitan antara tarian dengan para dewa dilihat dari bentuk pengaruh india pada ukiran candi angkor dan prambanan, namun jika kaitan itu tidak ada. Sisa-sisa kepercayaan ini dapat dilihat di masa sekarang dengan penyelenggaraan hajatan yang memanggil rombongan kesenian tradisional meskipun fungsi seni disitu bukan lagi berdasarkan konteks budaya mitis asli kita, sisa-sisa kepercayaan itu masih ada yakni hubungan seni dengan pesta upacara seperti: khitanan, perkawinan, ruatan, selametan dll.
Dalam kesenian sebagai upacara tradisional budaya mitis segalanya serba ambang. Dalam upacara selalu ada pemimpin upacara disebut sahaman, pawang, dukun, punduh dll.
Sahaman itu bisa disebut orang biasa,tetapi juga bukan orang biasa sisa-sisa perwujudannya adalah lelaki yang berdandan perempuan bersuara perempuan atau wujud pribadi dengan persyaratan dan karakteristik khusus. Dengan demikian dapat kita saksikan adanya dunia kreatif tingkat tinggi yang harus dicapai oleh seni untuk upacara. Persyaratan ini tidak berbeda dengan karya seni besar dimanapun semua itu di tentukan kelainannya oleh konsep kosmologi mereka masing-masing.










Dalam musik keagamaan dapat dibagi lagi menjadi beberapa aliran musik, antara lain :

1.GAMBUS

            Gambus adalah alat musik petikseperti mandolin yang berasal dari Timur Tengah. Paling sedikit gambus dipasangi 3 senar sampai paling banyak 12 senar. Gambus dimainkan sambil diiringi gendang. Sebuah orkes memakai alat musik utama berupa gambus dinamakan orkes gambus atau disebut gambus.

2. KASIDAH

          Kasidah (qasidah,qasida;bahasa Arab: "قصيدة",bahasa Persia: قصیده atau چكامه dibaca: chakameh) adalah bentuk syair kesusastraan Arab yang dinyanyikan. Penyanyi menyanyikan lirik berisi puji-pujian (dakwah keagamaan dan satire) untuk kaum muslim.
Kasidah adalah seni suara yang bernapaskan Islam, dimana lagu-lagunya banyak mengandung unsur-unsur dakwah Islamiyah dan nasihat-nasihat baik sesuai ajaran Islam. Biasanya lagu-lagu itu dinyanyikan dengan irama penuh kegembiraan yang hampir menyerupai irama-irama Timur Tengah dengan diiringi rebana, yaitu sejenis alat tradisional yang terbuat dari kayu, dibuat dalam bentuk lingkaran yang dilobangi pada bagian tengahnya kemudian di tempat yang dilobangi itu di tempel kulit binatang yang telah dibersihkan bulu-bulunya.
Awalnya rebana berfungsi sebagai instrument dalam menyayikan lagu-lagu keagamaan berupa pujian-pujian terhadap Allah swt dan rasul-rasul-Nya, salawat, syair-syair Arab, dan lain lain. Oleh karena itulah ia disebut rebana yang berasal dari kata rabbana, artinya wahai Tuhan kami (suatu doa dan pujian terhadap Tuhan)

3.NASYID

Nasyidadalah salah satu seni Islam dalam bidang seni suara.Biasanya merupakan nyanyian yang bercorak Islam dan mengandungi kata-kata nasihat, kisah para nabi, memuji Allah, dan yang sejenisnya. Biasanya nasyid dinyanyikan secara acappela dengan hanya diiringi gendang. Metode ini muncul karena banyak ulama Islam yang melarang penggunaan alat musik kecuali alat musik perkusi.


  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar